Ramsey, seorang pakar dan author keuangan senior dunia, dalam cuplikannya itu terlihat searah dengan nestapa yang semakin terjadi akhir-akhir ini. Saat kita hidup di periode, di mana kenyamanan untuk penuhi keinginan konsumtif kita cuma sepanjang satu click dan enter. Tetapi, dibalik kepraktisan ini, muncul pertanyaan fundamental: Apa kita sedang bayar harga lebih dari sekedar uang yang kita peroleh dan kita utilisasi sebegitu rupa dalam judi bola?
Sebuah riset mandiri yang dipublikasi di satu diantara mass media terkenal mengutarakan jika secara kuantitatif, angkatan Z menempati posisi paling depan dalam pemakaian service yang dikenali istilah Paylater. Service paylater ialah metode pembayaran yang memungkinkannya pemakai untuk lakukan pembelian barang atau jasa dan melunasinya di masa datang, kerap kali dengan pilihan angsuran yang fleksibel. Mekanisme ini tawarkan keringanan untuk konsumen yang ingin penuhi keperluan atau kemauan mereka tanpa bayar langsung ketika transaksi bisnis.
Dalam penelitian yang mengikutsertakan 1.504 informan dari beragam kelompok ini, sekitar 39,69% memperlihatkan supremasi angkatan Z sebagai pemakai khusus service itu. Penemuan ini diperkokoh oleh riset yang lain dilaksanakan oleh saluran sosial media inventure.id, yang memperlihatkan opsi yang semakin tinggi dari angkatan Z dalam pilih paylater, dengan pemikiran keringanan dan aksesbilitas service itu. Beragam basis e-commerce yang sebagian besar sediakan service paylater, seperti Shopee dengan Shopee PayLater-nya, Gojek dengan GoPay PayLater-nya, dan basis yang lain, tawarkan mekanisme pembayaran lebih lancar dan berkaitan dibanding kartu credit yang condong dipandang lebih kaku.